Kisah Martunis

Tsunami menghantam Pulau Sumatera, Indonesia pada 26 Desember 2004. Dalam bencana yang juga menghilangkan jutawan nyawa di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika itu, timbul kisah mengharukan dari bocah asal Aceh, Martunis. Bagai mukjizat, Martunis sanggup bertahan selama 21 hari pascabencana dengan bertahan hidup dari makanan yang ia temui.

Kisah heroik Martunis bagai pelipur lara di atas kejadian kelam usai tsunami. Semua orang di dunia mulai mengelu-elukan namanya. Tidak terkecuali bintang sepak bola Portugal, Cristiano Ronaldo.

"Saya yakin tidak semua orang bisa beruntung seperti Martunis. Bahkan, orang dewasa belum tentu bisa selamat dari kejadian nahas yang menimpa Martunis. Ia bocah spesial. Kami harus menghormatinya. Martunis adalah bentuk nyata dari sebuah perjuangan," kata Ronaldo seperti dilansir Daily Mail.



Martunis memang menyita perhatian Ronaldo dan publik Portugal usai tsunami terjadi. Selain kisah hebatnya berjuang menyelamatkan diri, fakta bahwa Martunis menggunakan jersey timnas Portugal selama tsunami berlangsung menjadi salah satu alasan Ronaldo makin mencintainya.

"Martunis tidak akan selamat andai tim evakuasi telat satu hari menemukannya. Secara mukjizat, Martunis selamat dan bisa kembali bertemu dengan ayahnya. Tapi pada saat yang bersamaan ia kehilangan ibu dan dua saudara laki-laki," ujar salah satu anggota tim evakuasi dari Save the Children kepada Daily Mail.

Martunis lalu mendapat beragam bantuan dari federasi sepak bola Portugal (FPF). Ia dan ayahnya diberi uang saku untuk menyambung hidup. Rumah yang hancur karena dihantam air tsunami kembali diperbaiki memanfaatkan bantuan dana dari FPF. Beberapa hari setelah bencana, Martunis bertemu Ronaldo yang menyempatkan diri datang ke Aceh.

Tsunami dan pertemuan dengan Ronaldo nampaknya mengubah hidup Martunis. Ia memang sudah menyukai sepak bola sejak masih kecil. Tapi, setelah kejadian itu, Martunis mulai melihat sepak bola secara serius. Setiap hari ia habiskan untuk mengolah si kulit bundar sembari menaruh harap bisa menjadi pesepak bola andal pada masa depan.

"Hobi saya adalah bermain sepak bola. Saya tidak suka olahraga lain. Kakek saya adalah seorang pesepak bola. Suatu saat nanti, saya juga ingin menjadi pesepak bola profesional," ujar Martunis pada 2008 silam.

"Saya membiarkan Martunis bermain sepak bola pada sore hari. Tapi saya juga meminta ia tidak lupa soal pendidikan dan agama. Saya meminta Martunis datang ke kursus bahasa Inggris dan membaca Al-Quran," beber ayah Martunis, Sarbini.

"Saya ingin Martunis menjadi pria yang pintar dengan masa depan yang cerah. Saya tidak ingin ia menjadi seperti saya yang tidak mendapatkan pendidikan secara layak. Saya bakal sangat bangga andai Martunis bisa menjadi pesepak bola profesional," tambah Sarbini.

Doa Sarbini dan harapan Martunis menjadi kenyataan. Pada Rabu 1 Juli, klub asal Portugal yang juga pernah membesarkan nama Ronaldo, Sporting Lisbon memutuskan untuk mengontrak Martunis dan dipersilakan menimba ilmu sepak bola di skuat akademi.

Pesepak bola berusia 17 tahun itu diperkenalkan kepada publik Lisbon, Portugal pada acara ulang tahun ke-109 klub di Coliseu dos Recreios. "Martunis menjadi atlet terbaru yang direkrut Sporting. Ia akan tinggal, tumbuh sebagai pria serta pesepak bola di klub ini, " kicau akun Twitter @Sporting_CP.

Apa pun bisa terjadi andai ada kemauan keras. Martunis sudah membuktikannya. Tanpa kegigihan memperjuangan hidup, Martunis mungkin bakal menjadi salah satu orang yang dinyatakan tewas pada tragedi tsunami 11 tahun silam. Tapi nyatanya ia seseorang yang pantang menyerah. Ia selamat dari bencana dan bisa melanjutkan hidup hingga saat ini.



Selama bertahun-tahun pula Martunis berjuang untuk mewujudkan mimpi menjadi pemain sepak bola profesional. Sejauh ini awal dari keinginan itu sudah terwujud. Ia masuk ke dalam salah satu akademi sepak bola terbaik di dunia. Akademi yang pernah memunculkan talenta hebat seperti Ronaldo, Luis Nani, dan Luis Figo.

Selamat berjuang Martunis.

HIL

Mungkin Ini Yang Anda Cari

loading...

Related Posts

Comments